FAKULTAS
ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENULISAN MAKALAH
UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA
INDONESIA 2
|
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warrahmatullohi Wabarokatuh,
Dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul WABAH TOMCAT YANG BIKIN PANIK dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia (softskill) pada
jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah berperan dan membantu penulis sehingga dapat
terselesainya Penulisan Makalah ini, yaitu kepada :
1. Ibu Prof. E.
S. Margianti, SE, MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak
Bambang Wahyudi SKom, MMSI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
3. Bapak Dr.
Setia Wirawan, SKom, MMSI, selaku Ketua Sistem Informasi.
4. Bapak Jono
Suroyo SKom, MMSI, selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
- Ibu Metty Mustikasari selaku Dosen Wali Kelas 3KA22
- Kawan – kawan 3KA22 atas solidaritas dan dukungannya.
Dengan segala harapan, mudah-mudahan
penulisan ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Semoga
bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT, Aamiin.
Wassalamualaikum Warrahmatullohi Wabarokatuh.
Bekasi, April 2012
Desy
Risnawati
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul………………………………………………………….... i
Kata Pengantar………………………………………………………....... ii
Daftar Isi……………………………………………………………........ iii
BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………….. 1
1.1 Latar
Belakang Masalah…………………………………... 1
1.2 Ruang
Lingkup………………………………………....... 2
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………..... 2
BAB II LANDASAN TEORI……..……………………………………… 3
2.1 Pengenalan
Tomcat................…………………………………... 3
2.2 Tanda
dan Gejala Terkena Tomcat........................................... 4
2.3 Proses Penyembuhan....................................................................... 4
2.4 Cara
Pencegahan Terhadapa Tomcat......................................... 5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..…………………................... 6
4.1 Kesimpulan…………………………………………………........... 6
4.2 Saran………………………………………………………............. 6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sejak beberapa waktu yang lalu,
masyarakat dihebohkan dengan berita mengenai serangan serangga ‘Tomcat’ (baca:
tomket). Serangga yang umumnya dikenal masyarakat dengan sebutan kumbang
roveyang, semut semai atau semut kayap ini ditakuti karena racun yang
dikeluarkannya, bila terkena kulit dapat menyebabkan kulit mengalami gatal,
iritasi dan melepuh. Fenomena Tomcat
yang menyerang wilayah perkotaan dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dan
lingkungan yang disertai angin kencang, selain itu ledakan populasi Tomcat
secara alamiah dapat terjadi bila salah satu komponen mata rantai terputus atau
hilang, misalnya jika jumlah pemangsa dan yang dimangsa tidak seimbang.
Pemangsa Tomcat seperti kodok, kadal dan burung telah semakin berkurang
jumlahnya akibat ulah manusia sehingga Tomcat dapat berkembang biak dengan
bebas dan tidak terkendali. Sebenarnya Tomcat itu sendiri tidak berbahaya,
bahkan sangat berjasa bagi petani karena berguna mencegah merebaknya hama
wereng di persawahan. Tomcat tidak bersifat agresif, namun saat merasa
terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun yang menyebabkan kulit manusia
meradang dan melepuh. Ketika terkena racun serangga Tomcat, setelah 24-28 jam
akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai
lesi/kerusakan jaringan kulit akibat terkena air panas atau luka bakar. Jika
hal ini terjadi pada Anda, jangan panik.
1.2 Ruang
Lingkup
Dengan melihat latar belakang yang
dikemukakan sebelumnya maka beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam makalah
ini adalah:
1.
Pengenalan Tomcat
2. Tanda-tanda bila terkena Tomcat
3. Cara mengatasi apabila terkena wabah
Tomcat
4. Pencegahan terhadap wabah Tomcat
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan ini dibuat adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia 2
2. Untuk menambah pengatehuan tentang wabah tomcat
3. Untuk menambah pengetahuan tentang tanda dan gejala
tomcat
4. Untuk menambah pengetahuan tentang cara mengatasi akibat
tomcat
5. Untuk menambah pengetahuan tentang cara pencegahan
wabah Tomcat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan
Tomcat
Serangga
Tomcat (disebut pula Rove Beetle, dibaca “Kumbang Rove” atau “Paederus
littoralis“) atau lebih dikenali juga dengan nama daerah Semut Semai,
Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae),
terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap (“sayap
berlapis”) yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka.
Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah
keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang sebenarnya). Ini
adalah kelompok kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman
Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di Bumi, 200 juta tahun lalu.
Tomcat tidak mengigit ataupun
menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau
berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan
cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda
lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih
kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai
‘aederin’:(C24 H43 O9 N). Serangga Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan
apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung.
Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain
yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena
dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat
yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan. Bersentuhan dengan
kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau
mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit
kulit yang parah yang dikenali sebagai ‘dermatitis linearis’, ‘aederus (kumbang
rove/ staphylinidae) dermatitis’.
Tomcat
banyak keluar pada malam hari, kumbang ini mempunyai ukuran kurang dari
1 cm panjangnya. Badannya berwarna kuning gelap dibagian atas, bawah abdomen
dan kepala berwarna gelap. Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan
mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit
manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada
benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya. Dalam tubuh Tomcat,
terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.
Cairan hemolimfe atau toksin ini disebut sebagai paederin.
2.2 Tanda dan Gejala Terkena Tomcat
Toksin pada serangga memang akan menimbulkan reaksi
alergi pada manusia, namun efeknya berbeda-beda seperti hanya akan menimbulkan
ruam pada kulit. Gejala apabila terkena toksin kumbang Tomcat, kulit akan
menjadi merah maupun bisa menimbulkan gelembung dikulit yang terkena. Penanganan
awal adalah jangan menggaruk luka di kulit tersebut karena dapat menyebabkan
infeksi bakteri pada luka. Hal tersebut dapat mempersulit penyembuhan. Pada umumnya, luka dikulit akan mengalami
penyembuhan pada beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung
penanganannya.
2.3
Proses Penyembuhan
Jika terserang serangga yang satu ini, tidak perlu
khawatir yang berlebihan. Langkah-langakah berikut bisa manjadi panduan,
berikut diantaranya :
· Cukup untuk membersihkan bagian tubuh yang
tersengat dengan air dan sabun. Hal ini dilakukan untuk menetralisir racun.
·
Setelahnya kompres dengan menggunakan air
dingin.
· Jika ruam pada kulit mulai terlihat, dapat
menggunakan bagian dalam dari lidah buaya. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan
gejala didaerah yang tersengat.
· Apabila tidak kunjung berkurang, segera ke
dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
2.4 Cara Pencegahan
Terhadapa Tomcat
Untuk
pencegahannya, oleh karena kumbang ini sangat tertarik dengan cahaya, sehingga
sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan
penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela. Gunakan jaring nyamuk atau semprot
aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk
mematikan kumbang yang masuk. Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit,
jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Serangan Tomcat ke beberapa daerah pemukiman diduga akibat
penyempitan lahan pertanian yang berubah menjadi lahan pemukiman. Serangga ini
banyak hidup di lahan pertanian. Oleh karena tempat tinggal mereka terdesak
oleh pemukiman, sehingga mereka berpindah masuk ke daerah pemukiman. Sebenarnya
Tomcat itu sendiri tidak berbahaya, bahkan sangat berjasa bagi petani karena
berguna mencegah merebaknya hama wereng di persawahan. Tomcat tidak bersifat
agresif, namun saat merasa terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun yang
menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh.
3.2 SARAN
Sudah
terdapat lebih dari 200 kasus serangan Tomcat yang dilaporkan dan ditangani
oleh puskesmas di seluruh Indonesia. Pada dasarnya dampak serangan tersebut
tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan baik. Walaupun demikian,
masyarakat diminta untuk menerapkan cara-cara berikut dalam menghadapi serangan
Tomcat:
- Jika menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastic dengan hati-hati, lalu buang ke tempat yang aman.
- Usahakan pintu selalu tertutup dan beri kasa nyamuk pada jendela untuk mencegah Tomcat masuk.
- Jika daerah yang sedang banyak mengalami masalah ini, tidurlah dengan menggunakan kelambu.
- Bila Tomcat banyak sekali, beri jaring pelindung pada lampu (hal ini karena Tomcat menyukai cahaya terang) untuk mencegah kumbang jatuh ke lantai, kursi yang mana dapat terinjak, diduduki dan menyebabkan racun menyerang pada manusia.
- Bila kumbang berada di kulit, jangan dipukul karena racun yang keluar dari tubuhnya justru dapat menimbulkan iritasi, tapi singkirkan dengan hati-hati dengan cara meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang tersebut.
- Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui kumbang ini, segera matikan dengan racun serangga.
- Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Tomcat.
- Segera pergi ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan jika sudah terkena racun kumbang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Penulisan ini didapat dari
beberapa sumber dari Internet guna mempersingkat waktu, diantaranya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar