Minggu, 29 April 2012

MAKALAH - WABAH TOMCAT YANG BIKIN PANIK


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDjTKLjT-3Gw_uCtW1TmGBmqU2gfhBYuvGrLBzKRpV_6iWsN9KwtzQC6D4OqRuJohE5R8Kv8OUIUx4SWaCLhwPb2po0tVDk2z9-HYXIkor8erfCav7KPZps0cBf7gHOO1grvkeYAJZqybd/s200/logo_gunadarma1.jpg


PENULISAN MAKALAH
UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2




WABAH TOMCAT YANG BIKIN PANIK
            Nama              : Desy Risnawati
            NPM               : 12109465
            Kelas               : 3 KA 22
            Dosen              : Bapak Jono Suroyo
 
 









UNIVERSITAS GUNADARMA
2012

 
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullohi Wabarokatuh,
            Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul  WABAH TOMCAT YANG BIKIN PANIK dengan baik dan tepat pada waktunya.
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia (softskill) pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berperan dan membantu penulis sehingga dapat terselesainya Penulisan Makalah ini, yaitu kepada :
1.      Ibu Prof. E. S. Margianti, SE, MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Bambang Wahyudi SKom, MMSI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
3.      Bapak Dr. Setia Wirawan, SKom, MMSI, selaku Ketua Sistem Informasi.
4.      Bapak Jono Suroyo SKom, MMSI, selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
  1. Ibu Metty Mustikasari selaku Dosen Wali Kelas 3KA22
  2. Kawan – kawan 3KA22 atas solidaritas dan dukungannya.

Dengan segala harapan, mudah-mudahan penulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Aamiin.
Wassalamualaikum Warrahmatullohi Wabarokatuh.
 Bekasi, April 2012
Desy Risnawati
DAFTAR ISI

                                                                        Halaman
Halaman Judul…………………………………………………………....   i
Kata Pengantar……………………………………………………….......  ii
Daftar Isi……………………………………………………………........   iii

BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………….. 1
1.1      Latar Belakang Masalah…………………………………...   1
1.2      Ruang Lingkup……………………………………….......     2
1.3      Tujuan Penulisan……………………………………….....     2

BAB II LANDASAN TEORI……..……………………………………… 3
2.1     Pengenalan Tomcat................…………………………………...      3
2.2     Tanda dan Gejala Terkena Tomcat...........................................         4
2.3     Proses Penyembuhan.......................................................................    4
2.4     Cara Pencegahan Terhadapa Tomcat.........................................        5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..…………………...................      6
4.1    Kesimpulan…………………………………………………...........    6
4.2    Saran……………………………………………………….............   6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Sejak beberapa waktu yang lalu, masyarakat dihebohkan dengan berita mengenai serangan serangga ‘Tomcat’ (baca: tomket). Serangga yang umumnya dikenal masyarakat dengan sebutan kumbang roveyang, semut semai atau semut kayap ini ditakuti karena racun yang dikeluarkannya, bila terkena kulit dapat menyebabkan kulit mengalami gatal, iritasi dan melepuh.  Fenomena Tomcat yang menyerang wilayah perkotaan dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dan lingkungan yang disertai angin kencang, selain itu ledakan populasi Tomcat secara alamiah dapat terjadi bila salah satu komponen mata rantai terputus atau hilang, misalnya jika jumlah pemangsa dan yang dimangsa tidak seimbang. Pemangsa Tomcat seperti kodok, kadal dan burung telah semakin berkurang jumlahnya akibat ulah manusia sehingga Tomcat dapat berkembang biak dengan bebas dan tidak terkendali. Sebenarnya Tomcat itu sendiri tidak berbahaya, bahkan sangat berjasa bagi petani karena berguna mencegah merebaknya hama wereng di persawahan. Tomcat tidak bersifat agresif, namun saat merasa terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun yang menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh. Ketika terkena racun serangga Tomcat, setelah 24-28 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai lesi/kerusakan jaringan kulit akibat terkena air panas atau luka bakar. Jika hal ini terjadi pada Anda, jangan panik.
1.2       Ruang Lingkup
            Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1. Pengenalan Tomcat
2. Tanda-tanda bila terkena Tomcat
3. Cara mengatasi apabila terkena wabah Tomcat
4. Pencegahan terhadap wabah Tomcat

      1.3       Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan ini dibuat adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2
2. Untuk menambah pengatehuan tentang wabah tomcat
3. Untuk menambah pengetahuan tentang tanda dan gejala tomcat
4. Untuk menambah pengetahuan tentang cara mengatasi akibat tomcat
5. Untuk menambah pengetahuan tentang cara pencegahan wabah Tomcat


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Pengenalan Tomcat
            Serangga Tomcat (disebut pula Rove Beetle, dibaca “Kumbang Rove” atau “Paederus littoralis“) atau lebih dikenali juga dengan nama daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap (“sayap berlapis”) yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang sebenarnya). Ini adalah kelompok kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di Bumi, 200 juta tahun lalu.
Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai ‘aederin’:(C24 H43 O9 N). Serangga Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan. Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai ‘dermatitis linearis’, ‘aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis’.
Tomcat banyak keluar pada malam hari, kumbang ini mempunyai ukuran kurang dari 1 cm panjangnya. Badannya berwarna kuning gelap dibagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya. Dalam tubuh Tomcat, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra. Cairan hemolimfe atau toksin ini disebut sebagai paederin.
2.2       Tanda dan Gejala Terkena Tomcat
            Toksin pada serangga memang akan menimbulkan reaksi alergi pada manusia, namun efeknya berbeda-beda seperti hanya akan menimbulkan ruam pada kulit. Gejala apabila terkena toksin kumbang Tomcat, kulit akan menjadi merah maupun bisa menimbulkan gelembung dikulit yang terkena. Penanganan awal adalah jangan menggaruk luka di kulit tersebut karena dapat menyebabkan infeksi bakteri pada luka. Hal tersebut dapat mempersulit penyembuhan.  Pada umumnya, luka dikulit akan mengalami penyembuhan pada beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung penanganannya. 
2.3     Proses Penyembuhan
            Jika terserang serangga yang satu ini, tidak perlu khawatir yang berlebihan. Langkah-langakah berikut bisa manjadi panduan, berikut diantaranya :
·     Cukup untuk membersihkan bagian tubuh yang tersengat dengan air dan sabun. Hal ini dilakukan untuk menetralisir racun.
·         Setelahnya kompres dengan menggunakan air dingin.
·   Jika ruam pada kulit mulai terlihat, dapat menggunakan bagian dalam dari lidah buaya. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan gejala didaerah yang tersengat.
·        Apabila tidak kunjung berkurang, segera ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
2.4       Cara Pencegahan Terhadapa Tomcat
            Untuk pencegahannya, oleh karena kumbang ini sangat tertarik dengan cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela. Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk. Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1       KESIMPULAN
     Serangan Tomcat ke beberapa daerah pemukiman diduga akibat penyempitan lahan pertanian yang berubah menjadi lahan pemukiman. Serangga ini banyak hidup di lahan pertanian. Oleh karena tempat tinggal mereka terdesak oleh pemukiman, sehingga mereka berpindah masuk ke daerah pemukiman. Sebenarnya Tomcat itu sendiri tidak berbahaya, bahkan sangat berjasa bagi petani karena berguna mencegah merebaknya hama wereng di persawahan. Tomcat tidak bersifat agresif, namun saat merasa terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun yang menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh.

3.2       SARAN
            Sudah terdapat lebih dari 200 kasus serangan Tomcat yang dilaporkan dan ditangani oleh puskesmas di seluruh Indonesia. Pada dasarnya dampak serangan tersebut tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan baik. Walaupun demikian, masyarakat diminta untuk menerapkan cara-cara berikut dalam menghadapi serangan Tomcat:
  1. Jika menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastic dengan hati-hati, lalu buang ke tempat yang aman.
  2. Usahakan pintu selalu tertutup dan beri kasa nyamuk pada jendela untuk mencegah Tomcat masuk.
  3. Jika daerah yang sedang banyak mengalami masalah ini, tidurlah dengan menggunakan kelambu.
  4. Bila Tomcat banyak sekali, beri jaring pelindung pada lampu (hal ini karena Tomcat menyukai cahaya terang) untuk mencegah kumbang jatuh ke lantai, kursi yang mana dapat terinjak, diduduki dan menyebabkan racun menyerang pada manusia.
  5. Bila kumbang berada di kulit, jangan dipukul karena racun yang keluar dari tubuhnya justru dapat menimbulkan iritasi, tapi singkirkan dengan hati-hati  dengan cara meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang tersebut.
  6. Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui kumbang ini, segera matikan dengan racun serangga.
  7. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Tomcat.
  8. Segera pergi ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan jika sudah terkena racun kumbang ini.


DAFTAR PUSTAKA

Penulisan ini didapat dari beberapa sumber dari Internet guna mempersingkat waktu, diantaranya :